+62 812 245 6452
Your shopping cart is empty!
Cukup dengan tiga kata: bermanfaat, menyenangkan, dan memilukan. Bermanfaat, karena saya belajar begitu banyak selama empat hari itu. Saya mengagumi kuatnya komitmen orang; keteguhan dan kegigihan yang menggerakkan maju semua mereka yang terlibat, demi mencapai tujuan yang diharapkan; keberanian para saksi; besarnya jumlah kerja yang dilaksanakan oleh sekelompok kecil orang secara sukarela, demi sebuah usaha besar yang hasilnya belum lagi pasti. Dan khususnya, saya diilhami oleh ketekunan dan kerja keras orang dalam menggali data dan mempersiapkan argumentasi untuk membangun dakwaan. Sungguh menakjubkan! Saya belajar dari semua ini. Saya merasa pengalaman ini telah menjadikan saya orang yang lebih bijak.
Zak Yacoob (1948)
Ketua Majelis Hakim IPT 1965
Pun dengan sahabat dan komunitas mereka, terutama para korban yang di hari-hari itu tidak bisa ikut memberi kesaksian. Kecintaan terhadap Indonesia pun membuat mereka kuat memilih dan mengikuti semua proses tribunal dengan sepenuh hati. Kecintaan yang aneh buat saya, karena kecintaan mereka terhadap Indonesia membuat mereka berjuang untuk negara dan kemudian malah dipenjara karenanya. Kecintaan yang masih membara, meskipun mereka disiksa, diperkosa hak-haknya, dipinggirkan, dan distigma sebagai setan dan pengkhianat selama bertahun-tahun oleh masyarakat dan pemerintahnya sendiri. Kecintaan ini malah semakin besar, karena negara tak kunjung bisa adil dan bijaksana. Hadir di tribunal ini bagi mereka, adalah cara untuk meyakinkan negara untuk juga mencintai mereka dan jutaan warganya di tanah air.
Sri Lestari Wahyuningroem (1975)
relawan
Saya tidak mengerti bahasa Indonesia. Walaupun demikian, curahan emosi di balik kemarahan serta kesedihan saksi itu cukup berbicara. Jeritannya menikam emosi saya. Seluruh ruangan sunyi. Hening. Pada suatu saat, penerjemah Inggris mendadak bisu. Suara penerjemah laki-laki, yang sedang giliran, terhenti. Yang terdengar di headphone hanya isakan lirih. Penerjemahan lalu segera diambil alih oleh rekannya yang perempuan.
Szilvia Csevár (1978)
Panitera IPT 1965
Menghimpun sejumlah pengalaman suka-duka, perubahan kesadaran dan persepsi sejak 1965, khususnya dari para relawan yang bersolidaritas membantu dan berperan dalam Tribunal IPT 1965 di Den Haag, November 2015. Dari relawan yang merekam atau menorehkan sketsa sidang, Hakim Ketua, Jaksa, sejumlah saksi, korban, mahasiswa, sampai aktivis dari berbagai penjuru dunia maupun Indonesia.
Tags: bunga rampai, genosida, IPT 1965