+62 812 245 6452
Your shopping cart is empty!
Aku pikir lelaki itu telah hilang dengan bergulirnya gerimis. Ternyata sosok itu masih bertahan hingga gerimis semakin kerap. Dia tidak menunjukkan tanda-tanda akan pergi. Rambut gondrong yang semula berkibar-kibar diterpa angin senja itu kulihat menjadi lengket dan basah. Jaket hijau tuanya menjadi bersemu abu-abu. Dia tidak merubah posisi duduknya. Saat itulah, wajahnya menjadi sesuatu yang sangat penting bagiku melebihi apa pun di dunia ini.
Gerimis menjelma hujan. Air yang jatuh tak lagi berirama lembut, tapi bertalu-talu. Suaranya mampu memacu detak jantungku semakin cepat. Aku segera menyambar sweter yang kusandarkan di kursi, membayar minum, lantas menerjang hujan, menembus basah, menuju taman. Aku ingin melihat wajah lelaki itu. Wajah yang mampu menantang gemuruh badai dengan diam.
Tags: cerita pendek, perempuan, Wida Waridah