+62 812 245 6452
Your shopping cart is empty!
Kumpulan cerpen yang ditulis oleh Rahmat Jabaril ini mendokumentasi realitas bahwa di balik semua kemajuan-kemajuan ekonomi dan pembangunan fisik yang terjadi di kota Bandung, ada kepedihan. Realitas ini diungkapkan dengan gaya khas Rahmat Jabaril, yang dikenal sebagai seorang jujur dan pemberani. Rahmat Jabaril masih mau berbicara lantang ketika hampir semua orang jenuh atau merasa tidak lagi pantas berteriak. Di zaman reformasi saat ini, bukankah pendekatan partnership dianggap lebih tepat ketimbang pendekatan konfrontatif? Sayangnya orang sering lupa bahwa pendekatan kemitraan hanya bisa efektif manakala ada kesetaraan posisi tawar antara berbagai pihak yang bermitra.
Rahmat Jabaril selama ini memang lebih dikenal sebagai pelukis, penyair, dan pemain teater. Menuliskan kumpulan cerpen memberinya kesempatan untuk mengungkapkan suatu situasi dari perspektif mereka yang mengalami. Ini adalah cara yang diambilnya untuk mengampa-nyekan suatu pembaruan dalam proses pemanfaatan sumber daya ruang di kota Bandung yang lebih bertanggung jawab dan berkeadilan.
Peristiwa dan situasi yang digambarkan dalam cerpen-cerpen Rahmat Jabaril adalah suatu peringatan bagi para petinggi di kota Bandung maupun daerah-daerah perkotaan lain di Indonesia. Keterbukaan dan kemudahan atas nama globalisasi dan pengembangan iklim usaha telah membuat kepentingan ekonomi menjadi lebih berkuasa. Karenanya, peran pemerintah dan para perencana kota menjadi semakin penting, untuk menjamin bahwa segala keputusan strategis yang tersangkut dengan ruang kota dibuat setelah mendengarkan beragam suara dari warga biasa dan mereka yang miskin.
Kumpulan cerpen ini juga memperingatkan gerakan civil society di kota Bandung untuk merefleksikan diri, apakah kita sudah berperan maksimal untuk membantu warga memampukan diri meraih kesempatan untuk ikut terlibat dalam mengambil keputusan penting yang menyangkut dirinya? Gaya kerja civil society yang dianggap elitis, terfragmentasi, dan jauh dari konstituen-nya, diterima atau tidak, telah membuka peluang pada mega proyek yang merugikan rakyat untuk terus beroperasi dengan leluasa.
Aku pikir lelaki itu telah hilang dengan bergulirn..
Rp 35,000
Tags: cerita pendek, Rahmat Jabaril, Bandung