+62 812 245 6452
Your shopping cart is empty!
Di tengah ruang-ruang yang makin tak gratis dan publik yang kian kerontang, puisi bukan hanya kian langka tapi memang ia harus mati lantaran mengabaikan ranah tempat tumbuhnya daya-daya puitik. Untunglah Jabaril bukan jenis penyair yang lagaknya seperti jagoan jadul yang memajang puisi layaknya batu akik nan tak terpermanai.
Setiaji Purnasatmoko
Temuan bahasa ungkap, dalam hal ini menjadi ’puisi’ tak semudah menggunakan bahasa baku keseharian, walau kemudian dalam penggunaannya masih meminjam istilah bahasa baku. Tetapi padanya, ’puisi’ mempunyai imajinasi atau gambaran yang cukup menarik, sehingga ’puisi’ mampu memberikan pengayaan tafsir sebagai fenomena estetik itu sendiri. Pada inilah ketertarikan saya untuk menulis puisi.
Rahmat Jabaril
Tags: puisi, Rahmat Jabaril, Bandung