+62 812 245 6452
Your shopping cart is empty!
Saya mengenal Soni Farid Maulana sejak dia masih SMA di Tasikmalaya. Saya jadi lebih mengenalnya ketika dia kuliah di Jurusan Teater ASTI Bandung.Waktu itu saya merasa bahwa suatu saat kelak Soni akan menjadi seorang penyair ternama. Saya berpendapat seperti itu karena dialah penyair muda pada saat itu, yang paling lugu, keras kepala, tapi paling intens dalam menjalani takdirnya sebagai penyair. Sampai saat ini, mungkin penyair Soni Farid Maulana yang paling banyak menerbitkan buku puisi dengan mutu yang terjaga pula, terbukti dengan beberapa kali dia dinominasikan sebagai penerima Hadiah Sastra Khatulistiwa Literary Award. Saya sering terheran-heran, bagaimana dia bisa menjaga stamina produktivitas dan kreativitasnya yang begitu meyakinkan dalam menulis puisi, seperti yang Anda baca dalam buku ini.
Godi Suwarna, penyair, novelis, esais, dramawan
Lewat kumpulan puisi ini, penyair Soni Farid Maulana semakin menunjukkan kemampuannya dalam mengolah kata, imaji, metafor, dan simbol. Selain itu, Soni juga menunjukkan kepiawaiannya dalam mengangkat beragam tema, mulai dari tema cinta, religiositas, kematian, hingga realitas sosial. Yang menarik dari semua itu adalah bagaimana tema-tema tersebut diungkap Soni dalam puisi-puisi yang ditulisnya, dengan kualitas yang terjaga dengan cara yang khas miliknya.
Acep Zamzam Noor, penyair, esais, pelukis
Tags: puisi, Soni Farid Maulana, Bandung