+62 812 245 6452
Your shopping cart is empty!
OPIK yang memiliki nama asli Taufik Hidayat dilahirkan di Bandung pada tanggal 23 Maret 1975. Opik mengenyam pendidikan dasar di SD YPAC di kota Bandung dan melanjutkannya ke sekolah lanjutan di SMP YPAC di kota Bandung juga. Di tengah keasyikannya menggeluti puisi-puisi, Opik juga selalu ingin mengembangkan jiwa seni yang ada pada dirinya dengan belajar. Selain memiliki keinginan kuat untuk mengembangkan diri dalam dunia seni dan sastra, Opik juga memiliki rasa kepedulian yang tinggi pada sesama teman-temannya yang memiliki perbedaan kemampuan (different ability/difabel).
Dalam kondisi fisik difabel dan keluarga yang tidak menunjang, daya kreativitasnya terus dipacu, juga di ladang sastra, teater, bahkan seni lukis. Akhirnya karya sastranya dalam bentuk puisi, kini dibukukan. Mengharukan!
Syafik Umar, Pemimpin Umum Pikiran Rakyat
Menaklukkan kata ternyata tidaklah mudah, Opik melakukannya dengan lugas, tidak rumit, tidak pernah jauh dari dirinya, sekitar dirinya, sekitar dirinya dan dirinya, tidak terpenjara oleh metafor juga simbol, dia berkata, itulah yang ditemukan dan kemudian dia katakan.
Iman Soleh
Opik adalah contoh tentang kemandirian, ia laksana inspirasi, khususnya bagi sesama difabel penyandang CP (cerebral palsy). Dalam keterbatasan motorik tubuhnya ia mengajarkan pentingnya ketelitian, konsentrasi, kesabaran, dan tanggung jawab.
Yayasan Sidikara
Menyimaki perjalanan karya puisi Opik dari tahun ke tahun kita terlarut dan asyik sehingga lupa bahwa puisi ini terlahir dari seorang manusia yang secara tersurat mengalami ketidaksempurnaan namun secara tersirat sangat kaya bahkan menjadi sempurna di mata saya karena Opik sangat ekspresif dalam mengungkapkan pengalaman dan perasaannya, di mana saat ini sangat sulit mendapatkan kejujuran orang lain dalam pengungkapan perasaan.
Yesmil Anwar
Kepekaan Opik, sebagai penderita CP ini, banyak menulis puisi dengan menggarap ulang “sampah bahasa” menjadi sesuatu yang menarik dan mengejutkan. Pertanyaannya, benarkah Opik mengalami keterbelakangan mental? Jangan-jangan secara spiritual Opik lebih kaya dari kita-kita yang hidup normal.
Soni Farid Maulana