0 item(s) - Rp 0
  • Isi Otakku

OPIK yang memiliki nama asli Taufik Hidayat dilahirkan di Bandung pada tanggal 23 Maret 1975. Opik mengenyam pendidikan dasar di SD YPAC di kota Bandung dan melanjutkannya ke sekolah lanjutan di SMP YPAC di kota Bandung juga. Di tengah keasyikannya menggeluti puisi-puisi, Opik juga selalu ingin mengembangkan jiwa seni yang ada pada dirinya dengan belajar. Selain memiliki keinginan kuat untuk mengembangkan diri dalam dunia seni dan sastra, Opik juga memiliki rasa kepedulian yang tinggi pada sesama teman-temannya yang memiliki perbedaan kemampuan (different ability/difabel).

 

Dalam kondisi fisik difabel dan keluarga yang tidak menunjang, daya kreativitasnya terus dipacu, juga di ladang sastra, teater, bahkan seni lukis. Akhirnya karya sastranya dalam bentuk puisi, kini dibukukan. Mengharukan!
Syafik Umar, Pemimpin Umum Pikiran Rakyat

 

Menaklukkan kata ternyata tidaklah mudah, Opik melakukannya dengan lugas, tidak rumit, tidak pernah jauh dari dirinya, sekitar dirinya, sekitar dirinya dan dirinya, tidak terpenjara oleh metafor juga simbol, dia berkata, itulah yang ditemukan dan kemudian dia katakan.
Iman Soleh

 

Opik adalah contoh tentang kemandirian, ia laksana inspirasi, khususnya bagi sesama difabel penyandang CP (cerebral palsy). Dalam keterbatasan motorik tubuhnya ia mengajarkan pentingnya ketelitian, konsentrasi, kesabaran, dan tanggung jawab.
Yayasan Sidikara

 

Menyimaki perjalanan karya puisi Opik dari tahun ke tahun kita terlarut dan asyik sehingga lupa bahwa puisi ini terlahir dari seorang manusia yang secara tersurat mengalami ketidaksempurnaan namun secara tersirat sangat kaya bahkan menjadi sempurna di mata saya karena Opik sangat ekspresif dalam mengungkapkan pengalaman dan perasaannya, di mana saat ini sangat sulit mendapatkan kejujuran orang lain dalam pengungkapan perasaan.
Yesmil Anwar

 

Kepekaan Opik, sebagai penderita CP ini, banyak menulis puisi dengan menggarap ulang “sampah bahasa” menjadi sesuatu yang menarik dan mengejutkan. Pertanyaannya, benarkah Opik mengalami keterbelakangan mental? Jangan-jangan secara spiritual Opik lebih kaya dari kita-kita yang hidup normal.
Soni Farid Maulana

Write a review

Please login or register to review

Isi Otakku

  • Penerbit : Ultimus
  • Cetakan : 2, Okt 2020
  • Pengarang: Opik
  • Halaman : xvi + 92
  • Dimensi : 14.0 X 20.0 cm
  • ISBN : 978-602-8331-20-3
  • Availability: 10
  • Rp 50,000


Related Products

Ruang Sunyi

Ruang Sunyi

Berbeda dengan sajak-sajak pada buku sebelumnya, I..

Rp 50,000

Menembus Batas Cakrawala

Menembus Batas Cakrawala

  Keberadaan berbagai komponen lingkungan yang me..

Rp 35,000

Mengukir Sisa Hujan

Mengukir Sisa Hujan

Saya mengenal Soni Farid Maulana sejak dia masih S..

Rp 30,000

Mendaki Kantung Matamu

Mendaki Kantung Matamu

Puisi-puisi Bode Riswandi tampak hendak membangun ..

Rp 20,000

Sehampar Kabut

Sehampar Kabut

DALAM buku ini ada seratus judul sajak yang dituli..

Rp 23,500

Angsana

Angsana

SONI FARID MAULANA dilahirkan 19 Februari 1962 di ..

Rp 17,500

Kepada Penyair Anjing

Kepada Penyair Anjing

Matdon adalah penyair pengembara yang ketika kemba..

Rp 17,000

Lukisan Dunia

Lukisan Dunia

  Berbeda dengan puisi-puisi Opik yang ada di buk..

Rp 50,000

Kupinjamkan Mataku pada Malam

Kupinjamkan Mataku pada Malam

Rasa takut dan trauma berangsur sirna. Terhapus di..

Rp 70,000

Tags: puisi, difabel, Opik