+62 812 245 6452
Your shopping cart is empty!
Puisi-puisi Bode Riswandi tampak hendak membangun imaji-imaji sekaligus ide-ide yang bertolak dari pengalaman personal penyairnya. Menulis puisi, bukan sekadar penguasaan teknik menyusun kata-kata menjadi frase-frase kalimat. Baginya, lebih menukik ke penjelajahan empirik untuk kemudian menemukan gagasan-gagasan estetik. Imaji-imaji dalam puisinya, menegaskan kedua hal tersebut dengan ingatan pada kekuatan tema sebagai mainstream. Bode sebagaimana Acep Zamzam Noor, Saeful Badar, Nunu Nazarudin Azhar, Sarabunis Mubarok, Nina Minareli, dan beberapa nama lain dari generasi penyair Tasikmalaya sebelumnya. Dia telah menjadi bagian penting dari mata rantai dalam gugusan kepenyairan yang berlangsung di sana.
Ahmad Syubbanuddin Alwy
Bode Riswandi berusaha mengolah fakta-fakta di sekitarnya ke dalam dunia batinnya, yang lalu diobjektifkan kembali dalam puisi-puisinya. Dengan cara itu, dunia bukan semata fenomena yang sifatnya bisu dan hampa, tetapi tempat penyair mencipta diri dan dunianya, dengan puisi sebagai wahananya. Dalam konteks itulah puisi Bode relevan dalam dunia kontemporer kita.
Faisal Kamandobat
Sajak-sajak Bode Riswandi penuh gejolak yang menyeruak batin pembacanya. Setiap kata, metafora, tema, dan makna seperti hendak berebut perhatian dan hadir memberi warna pada ruang kita yang kian sumpek.
Wayan Sunarta
Tags: puisi, Bode Riswandi, Tasikmalaya