+62 812 245 6452
Your shopping cart is empty!
PERSOALAN cinta adalah persoalan yang abstrak, tidak mudah terbaca karena berkaitan dengan urusan batin. Berbicara cinta adalah bicara keterhubungan batin satu sama lainnya. Kecintaan seseorang pada makhluk lainnya atau lawan jenisnya merupakan kekuatan “keterhubungan” yang terbangun oleh sebuah peristiwa alami yang tidak bisa terukur oleh faktor hitungan pragmatis. Keterlibatan metafisika di mana ruang dan waktu sebagai penentunya. Jiwa seseorang akan terbentuk hingga memersepsi pada pikiran berdasar pada konektivitas ruang waktu dengan seluruh partikelnya dan peristiwa. Berdasar itulah, berbicara cinta tidak bisa ditentukan berdasar pada aturan-aturan pragmatis; berbicara cinta hadir begitu saja dengan alasan faktor frekuensi yang sama berkait dengan sentuhan batin.
Berkait dengan pikiran di atas dan membaca novel Rahmat Jabaril, sepertinya kita semua diajak merenungkan tentang ontologi hidup sebagai keutamaannya. Namun, yang menarik dari kisah yang diajukan kali ini, berkait tidak seperti biasanya yang kita tahu dari tulisan-tulisan Jabaril. Sebagai aktivis pro-demokrasi sekaligus sebagai seniman, baik perupa, penulis, dan jepruter, Jabaril mengajak kita bertamasya pada kisah seorang perempuan cantik keturunan priayi Jawa dengan jiwa pemberontakan melawan kesewenang-wenangan dengan cara, mungkin tidak serupa dengan konsep ahimsa Mahatma Gandhi, atau Siddharta Gautama ketika melawan keingarbingaran duniawi. Perempuan cantik tersebut melawan kesewenang-wenangan itu dengan cara mempertahankan keutuhan hidup berkeluarga hingga badannya babak-belur dan terkubur.
Kisah cinta perempuan cantik tersebut dengan setting yang tidak bisa lepas dari sejarah pergerakan Indonesia. Sepertinya, penulis sengaja menyertakan sejarah yang bertema besar berkait tentang perjuangan kemerdekaan, politik tentang kekuasaan, bahkan persoalan ketokohan pragmatis yang berorientasi pada kemakmuran dan kebebasan sebagai tujuan dengan cara menindas. Tulisan penulis mengingatkan kita bahwa dari hal-hal besar di luar diri, ada persoalan batin yang patut diketahuinya, bahkan disikapi sebagai penentu jiwa hidup.
Tags: novel, Rahmat Jabaril